Yang Satu Kebanyakan Berdoa, Yang Satu Lagi Tidak Berpikir Cerdas



Sebagai online shop tentunya hari-hari saya tidak jauh berbeda dengan pedagang-pedagang pada umumnya. Bertemu dengan berbagai macam karakteristik orang, yang serius beli tanpa basa-basi, yang cerewet tapi akhirnya ada yang jadi beli, dan terakhir yang cuma tanya-tanya doang. Dari 10 undangan bbm yang tanya-tanya bisa jadi yang akhirnya deal itu cuma 2-3 orang. Jadi memang bagi saya penolakan itu sudah biasa, toh selama ini saya cuma balas pesan kok, nggak bertatap muka langsung..

Tetapi, kesabaran juga ada batasnya. Saya follow beberapa online shop di facebook dan instagram, rata-rata yang cepat berkembang sih di instagram, dan setelah saya amati mereka terkadang mem-posting perilaku konsumen yang di luar batas. Menurut saya sah-sah saja diposting karena saya juga merasakan bagaimana posisi sebagai mereka.

Maka dari itulah, hati-hati kalau belanja online. Jangan karena kamu tidak bertatap muka lantas kata-katamu tidak dijaga.

ANDA SOPAN KAMI SEGAN

Kalimat di atas sangat berlaku. Konsumen yang tidak sopan tidak akan mendapat respon positif dari penjual. Malahan Suplier Kesayangan Saya punya motto begini:

"DISINI BUKAN TEMPATNYA KONSUMEN YANG GAK SABARAN,
TIDAK TERIMA ORDER BURU-BURU"

Dan memang Suplier saya itu nomor satu dalam pelayanan, masuk daftar toko terlaris ketiga di tokopedia.

***

1. Konsumen yang tidak mau booking, tapi ngotot ingin kebagian barang. 

Kebetulan barang sekarang ini memang susah didapat dimana-mana. Stock di distributor sangat terbatas maka dari itu saya berlakukan sistem Pre Order. Intinya sih supaya konsumen kebagian barang maka harus melakukan booking sebelum barang tersebut masuk gudang kami, dengan begitu dia akan diprioritaskan, dan jika dalam jangka waktu tertentu barang yang dijanjikan tidak ada maka dana pembayaran otomatis kembali.

Lucunya nih ya, konsumen yang satu ini tidak mau melakukan booking karena maunya ada uang ada barang. Tapi ketika saya tidak bisa menjanjikan barang untuk dia, dia malah membujuk saya (dia tidak tahu saya perempuan), "Pak, permudahlah jangan dipersulit, semoga Allah SWT memudahkan urusan kita.. Amin."

Lalu saya bilang, "Kalau mau dapat barang harus berusaha Pak, jangan cuma berdoa. Kalau sudah mencari-cari di apotik tapi gak ketemu, artinya harus beli online. Silakan cari di tokopedia, semua transaksi aman kok, yang jual barang tersebut bukan saya aja, gak beli di lapak saya juga gak apa-apa."

"Doa itu senjatanya orang Muslim.. Maaf, situ muslim atau bukan?"

Bukannya saya menyepelekan doa, tapi kalau berdoa terus menerus dan usahanya minim sama aja boong. Doa harus dibarengi dengan ikhtiar. Dan yang saya kurang suka, dia itu seolah menyudutkan non muslim. Semua agama mengajarkan berdoa hanya saja berbeda caranya, tidak untuk menekan orang lain. Apalagi dalam jual beli itu harusnya saling menguntungkan, gunakan logika jangan berbicara tentang sara.

2. Sudah berlangganan di satu toko, masih meragukan keaslian barangnya.

Ada satu konsumen yang dari dulu cerewetnya minta ampuun.. Ujungnya beli satu barang.

Kalau saya berbelanja di satu toko membeli barang A yang sudah terbukti bukan barang palsu, maka saya akan berkesimpulan bahwa barang B yang ada disana juga pasti asli. Apalagi A dan B masih satu pabrikan. Tetapi ya namanya juga beda orang beda pemikiran ya, Glow Enhanz yang dia beli tidak cukup membuktikan bahwa Pynocare yang ada di saya asli..

"Kalau barangnya memang asli gak usah marah dong.."

Terus kalau situ dibilang jelek, marah gak? Kalau memang cantik gak usah marah dong.. Saya paling benci orang yang menggunakan perkataan seperti itu. Selain menyinggung perasaan orang lain, secara tidak langsung juga menghina. Walaupun tidak ada maksud menghina ya tetap saja menghina. Yang selingkuh juga bilangnya tidak ada maksud selingkuh.

***

Dua konsumen yang saya bicarakan ini sama-sama tidak cerdas, asal bicara dan tidak menggunakan logika. Jual beli itu hukumnya saling menguntungkan satu sama lain bukan merugikan sepihak baik itu materi ataupun non materi. Terus aja berdoa sampai barangnya datang sendiri.. Terus aja curiga mau barangnya asli atau bukan.. Menyedihkan!

Sebenarnya saya membalas pesan tanya-tanya kurang lebih selama 4 tahun, 1 tahun pertama kerja di orang, 3 tahun berikutnya buka toko sendiri. Kalau saya gak sabaran, dikit-dikit tersinggung, online shop saya mungkin tidak akan berjalan selama itu. Kebayang kan gimana sabarnya saya dalam menanggapi berbagai pertanyaan konsumen, sudah saya anggap makanan sehari-hari. Tetapi kali ini.. Terlalu sakit untuk dipendam.

Saya sangat mengharapkan pendapat dari teman-teman sekalian baik itu yang kebetulan mampir atau yang sudah biasa berbalas komentar dengan saya. Sekalipun hanya sekedar komentar, bagi saya sudah lebih dari cukup untuk menghibur :)

Posting Komentar

0 Komentar