Yang Saya Lakukan Setelah Melahirkan

Meski pecah ketuban saat usia kandungan baru memasuki ke 9 bulan, tapi saya bersyukur masih bisa melahirkan secara normal, tanpa jahitan. Sebelum melahirkan saya menjalani terapi bekam dan sengat lebah yang diyakini dapat mempermudah proses persalinan di Rumah Sehat Naafillah, klinik yang merangkap bidan berlokasi di Jl. Paseh Panuntutan, kota Tasikmalaya, dimana persalinan dijalankan sesuai syari'ah. Selama masih bisa diusahakan secara normal, bidan tersebut akan senantiasa mengusahakan supaya pasien tidak perlu menjalani operasi sesar. Pasien yang tadinya diberi rujukan ke rumah sakit pun pada akhirnya banyak yang melahirkan secara normal disini.

Saya sangat menghindari sesar karena selain biayanya mahal proses pemulihan pasca melahirkan juga butuh waktu lebih lama ketimbang secara normal, apalagi pasien membutuhkan perawatan yang cukup riskan. Alhamdulilah, tanggal 22 Februari lalu anak saya lahir dengan selamat pada jam 03.30 dini hari dan diberi nama Raisa El Febriana. Tidak ada makna khusus dari nama Raisa, itu terlintas begitu saja. El diambil dari nama ibunya Elsawati sedangkan Febriana merupakan gabungan dari bulan kelahirannya, Februari dan nama ayahnya, Hendriana.

Raisa El Febriana

Pagi hari setelah melahirkan, saya diberi sarapan dengan menu nasi dari beras merah dan telur dadar. Disini semua makanan terasa hambar karena tidak memakai bumbu yang mengandung pengawet. Obat-obatan yang diberikan juga semuanya dari herbal. Ditambah lagi kondisi kamar yang banyak nyamuknya, membuat saya ingin cepat pulang dan makan makanan enak.

Saya kesulitan bangun dari tempat tidur, seluruh tubuh saya masih terasa kaku. Bahkan untuk menggerakan kaki saja rasanya butuh banyak tenaga. Namun setelah dipijat, rasa kaku tersebut hilang dengan sendirinya, badan saya kini kembali enteng dan bisa bergerak leluasa seperti sebelum hamil. Tapi tetap saja kalau berjalan dan berdiri hanya kuat sebentar-sebentar, kalo lama biasanya terasa sakit.

Selama 1 minggu pasca melahirkan, keluarga saya bergantian menginap di rumah untuk menjaga bayi, karena saya tidak boleh banyak bergerak. Tapi karena saya bosan terus-terusan diam di tempat tidur, akhirnya saya memaksakan diri membereskan rumah dan mencuci baju walaupun dengan gerakan yang terbatas. Pada minggu berikutnya, saya mulai memandikan bayi sendiri. Mengurus bayi sepenuhnya diserahkan pada kami berdua. Kalau sudah kewalahan saat bayi rewel, biasanya saya menelpon orang tua atau mertua supaya menginap di rumah.

Saya mulai keluar rumah setelah 2 minggu. Saat itu saya kembali mengenakan dress dan high heel, jalan-jalan ke mall berdua sama suami, mengulang kembali masa-masa muda hehehe sementara Raisa dititipkan di neneknya. Mengenai ASI, saya bisa menghasilkan air susu yang melimpah walaupun ukuran payudara kecil. Jadi buat Mommy yang punya payudara kecil tidak perlu takut ASI gak keluar, karena toh semakin sering payudara dirangsang, maka semakin banyak pula memproduksi ASI. Asal pasokan makanannya diperhatikan juga, ya. Banyak makanan bergizi, sayuran, bla bla bla.

Kini setelah 3 minggu berlalu, sepertinya saya perlu dipijat lagi. Ada rasa nyeri di panggul terutama saat bangun tidur. Apakah ini gejala kekurangan kalsium? Untunglah, ada suplemen Calcium-D yang aman dikonsumsi oleh ibu menyusui. Masa-masa nifas berlangsung selama 40 hari, tapi tubuh wanita butuh waktu 3 bulan lamanya untuk bisa pulih sempurna. Dan suatu hari nanti akan tiba saatnya saya melakukan hal-hal yang saya rindukan: lari pagi, berenang, senam aerobic, dan mendaki gunung. 

Posting Komentar

0 Komentar