Fenomena Bukber


Kurang lengkap rasanya kalau di bulan puasa tidak ada acara buka bersama. Selain memberikan pengalaman baru dalam kuliner, buka bersama atau sebutannya bukber ini dapat mempererat silaturahmi. Biasanya saya selalu menjadi peserta yang tahu-tahu beres atau tinggal datang ke TKP langsung makan (terus kabur), tapi kesini-kesini dapet kesempatan jadi panitia penyelenggara. 

Menentukan tempat dan ketersediaan waktu memang sedikit membingungkan. Apalagi di bulan puasa rumah-rumah makan jadi mendadak penuh, harus selalu booking tempat dahulu sebelum bisa makan bareng di TKP.. Tapi kalau komunikasi lancar, berkat facebook dan BBM (meski sebagian masih pake hp jadul), alhamdulilah acara bukber berjalan lancar dan peserta hadir semua.

Oya, ngomong-ngomong saya sedikit malu karena sudah repot ngurusin baju lebaran dari awal-awal.. Batik sarimbit yang saya beli dari mbak Vina kemarin itu kan buat orang tua, saya sendiri belum punya baju baru karena terlalu banyak mikir.. Ujung-ujungnya duit habis karena kebanyakan bukber di luar hahahaha.

Punya baju baru atau nggak, kayaknya gak wajib deh. Saya bukan anak kecil lagi :)

Yang penting saya bahagia dengan hidup saya yang sekarang. Karena saya sudah menemukan lingkungan sosial yang suportif. Apabila saat ini kamu merasa teman-temanmu kurang suportif, tidak memberikan kontribusi apa-apa ke dalam perkembangan studi dan karir, itu bukan salahmu atau salah mereka. Melainkan itu adalah tanda kamu harus mulai mencoba bersosialisasi dengan orang-orang baru. Dunia itu luas. Saya belum pernah mengira akan diterima di lingkungan yang sekarang.

Posting Komentar

0 Komentar